Sabtu, 10 Maret 2012

Prinsip Pembelajaran

Prinsip Pembelajaran 

1. Pengertian Prinsip Pembelajaran 
Prinsip dikatakan juga landasan. Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986 dalam Supani dkk. 1997/1998) adalah represent the theoretical framework of the method. Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi;
1)  bahan yang akan dibelajarkan,
2)  prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan bahan),
3) gurunya, dan
4) siswanya. 
Dengan demikian, prinsip pembelajaran bahasa adalah kerangka teoretis, petunjuk-petunjuk teoretis bagi penyusunan sebuah metode pembelajaran bahasa dalam hal : 
1)  pemilihan dan peyusunan bahan pembelajaran bahasa yang akan dibelajarkan; 
2)  pengaturan proses belajar mengajarnya: bagaimana mengajarkan dan mempelajarinya, hal-hal yang berhubungan dengan pendekatan, teknik, media, dan sebagainya; 
3)  guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang harus dilaksanakan; 
4)  siswa yang mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya; dan 
5)  Hal-hal lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar.
2. Sumber Prinsip Pembelajaran 
Prinsip pembelajaran bersumber pada teori-teori yang berkembang pada bidang yang relevan. Prinsip pembelajaran bahasa berarti bersumber pada teori-teori yang relevan dengan pembelajaran bahasa, seperti: 1) teori belajar, 2) teori belajar bahasa, 3) teori bahasa, dan 4) teori psikologi.
3. Fungsi Prinsip Pembelajaran 
Istilah fungsi berasal dari bahasa Inggris function yang memiliki banyak arti di antaranya: jabatan, kedudukan, kegiatan, dan sebagainya. Fungsi atau peran adalah jabatan, kedudukan, atau kegiatam. Jadi, prinsip pembelajaran bahasa berfungsi sebagai kerangka teori dan pedoman pelaksanaan bagi komponen-komponen pengajaran bahasa. Sebagai pedoman/kerangka teori, setiap butir prinsip pengajaran bahasa memberikan arah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan pengajaran.
4. Macam-macam Prinsip Pembelajaran 
Prinsip pembelajaran dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu 1) prinsip umum dan 2) prinsip khusus (lihat Supani, dkk.1997/1998). 
a. Prinsip umum, yaitu prinsip pembelajaran yang dapat diberlakukan/berlaku untuk semua mata pelajaran di suatu sekolah/program pendidikan. Prinsip-prinsip umum pembelajaran di antaranya sebagai berikut. 
1) Prinsip motivasi, yaitu dalam belajar diperlukan motif-motif yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Dengan prinsip ini, guru harus berperan sebagai motivator siswa dalam belajar. 
2) Prinsip belajar sambil bekerja/mengalami, yaitu dalam mempelajari sesuatu, apalagi yang berhubungan dengan keterampilan haruslah melalui pengalaman langsung, seperti belajar menulis siswa harus menulis, belajar berpidato harus melalui praktik berpidato. 
3) Prinsip pemecahan masalah, yaitu dalam belajar siswa perlu dihadapkan pada situasi-situasi bermasalah dan guru membimbing siswa untuk memecahkannya. 
4) Prinsip perbedaan individual, yaitu setiap siswa memiliki perbedaan-perbedaan dalam berbagai hal, seperti intelegensi, watak, latar belakang keluarga, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Dengan demikian, guru dalam kegiatan pembelajaran dituntut memperhitungkan perbedaa-perbedaan itu.
b. Prinsip khusus, yaitu prinsip-prinsip pembelajaran yang hanya berlaku untuk satu mata pelajaran tertentu, seperti pembelajaran bahasa Inggris. Setiap mata pelajaran memiliki banyak prinsip khusus. Prinsip-prinsip khusus pembelajaran bahasa Inggris di antaranya sebagai berikut. 
1) Ajarkan bahasa, bukan tentang bahasa, yaitu pembelajaran bahasa merupakan aktivitas membina siswa mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sebagai penutur bahasa. Artinya, siswa dilatih keterampilan berbahasa yang hanya dikuasai melalui praktik berbahasa. Jadi, pembelajaran bahasa merupakan kegiatan untuk menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi yang harus dilakukan melalui praktik menggunakan bahasa. Bukan sebaliknya, pembelajaran bahasa adalah aktivitas mempelajari teori atau pengetahuan tentang bahasa. 
2) Bahasa target bukan sekedar objek pembelajaran, tetapi juga wahana komunikasi dalam proses pembelajaran atau di kelas. Artinya, kegiatan pembelajaran tidak semata-mata ditujukan untuk mengenal dan menguasai bahasa target. Akan tetapi, proses pembelajaran harus menjadikan bahasa itu sebagai wahana dalam berkomunikasi, yaitu dengan menggunakan bahasa target dalam setiap kesempatan berkomunikasi tentang topik-topik di luar bahasa (pendekatan komunikatif). 
3) Sejauh mungkin gunakan bahasa otentik yang digunakan dalam konteks nyata sebagai sumber bahan ajar, seperti bahasa di surat kabar, bahasa nyata dalam kehidupan. 
4) Setiap bahasa memiliki sistem bahasanya sendiri. Untuk itu, dalam mempelajari bahasa kedua harus menjaga jangan sampai terjadi interferensi (pengaruh) bahasa pertamanya terhadap bahasa kedua yang dipelajari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar