Manajemen
Herlin
Andriyeni S.Pd. MM
1. Definisi
Secara Etimologi Manajemen
menurut;
•
Bahasa Italia yaitu maneggiare yang
berarti "mengendalikan”.
•
Bahasa Perancis kuno yang mengadopsi dari Bahasa
Inggris yaitu ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan
mengatur.”
Berikut pengertian manajemen menurut beberapa ahli :
•
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan
pengorganisasian,penyusunan,pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya
manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (By : Drs. Oey Liang
Lee )
•
Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. (By : James A.F. Stoner)
•
Manajemen merupakan suatu proses khas yang
terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. (By
: R. Terry )
•
Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang
dilakukan melalui usaha orang lain.(By : Lawrence A. Appley)
•
Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu
tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. (By : Horold Koontz dan Cyril
O’donnel )
pengertian
manajemen itu sendiri secara umum yang bisa kita jadikan pegangan adalah :
“Manajemen
adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk
menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya”
2. Fungsi-Fungsi Manajemen
Berikut adl lima fungsi
manajemen yg paling penting menurut Handoko (2000:21) yg berasal dari
klasifikasi paling awal dari fungsi-fungsi manajerial menurut Henri Fayol
yaitu:
a. Planning
Planning
atau perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi
dan penentuan strategi kebijaksanaan proyek program prosedur metode sistem
anggaran dan standar yg dibutuhkan utk mencapai tujuan.
b. Organizing
Organizing
atau pengorganisasian ini meliputi:
1)
Penentuan sumber daya-sumber daya dan
kegiatan-kegiatan yg dibutuhkan utk mencapai tujuan organisasi.
2)
Perancangan dan pengembangan suatu organisasi
atau kelompok kerja yg akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.
3)
Penugasan tanggung jawab tertentu
4)
Pendelegasian wewenang yg diperlukan kepada
individu-individu utk melaksanakan tugasnya.
c. Staffing
Staffing
atau penyusunan personalia adalah penarikan (recruitment) latihan dan
pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi pada karyawan dalam
lingkungan kerja yg menguntungkan dan produktif.
d. Leading
Leading
atau fungsi pengarahan adalah bagaimana membuat atau mendapatkan para karyawan
melakukan apa yg diinginkan dan harus mereka lakukan.
e. Controlling
Controlling
atau pengawasan adl penemuan dan penerapan cara dan alat utk menjamin bahwa
rencana telah dilaksanakan sesuai dgn yg telah ditetapkan.
3.
Unsur/Sarana Manajemen (tools of manajemen)
Manajemen dapat
dilaksanakan dengan baik apabila dilengkapi dengan alat-alat atau sarana (tools
of management). Sarana-sarana manajemen adalah meliputi 6 M, yaitu:
(1) Men (orang)
Men
merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam
manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat
tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada
manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk
kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang
berkerja sama untuk mencapai tujuan.
(2) Money (uang)
Money
atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan
alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur
dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan
alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu
harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa
uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
(3) Materials (bahan-bahan)
Material terdiri
dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk
mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga
harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab
materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai
hasil yang dikehendaki.
(4) Methode (cara)
Metode adalah
suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah
metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas
dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran,
fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan
usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya
tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan
memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
(5) Machines
(mesin-mesin)
Machine atau
Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih
besar serta menciptakan efesiensi kerja.
(6) Market
(pasar)
Memasarkan produk
sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku,
maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan
berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil
produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat
dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan
daya beli (kemampuan) konsumen.
4. Prinsip-Prinsip Manajemen
Keberherhasilan
sebuah manajemen tidak terlepas dari prinsip-prinsip manajemen yang menjadi
dasar-dasar dan nilai pada manajemen itu sendiri. Seorang industrialis
asal Perancis, Henry Fayol, berpendapat, “bahwa prinsip-prinsip dalam
manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan
sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah”
Menurut Henry Fayol, ada 14
prinsip-prinsip manajemen, yaitu:
1. Pembagian Kerja (Devision of work)
Pembagian kerja
harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja
berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan
prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif,
bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.
Dengan adanya
prinsip the right man in the right place akan memberikan jaminan
terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja.
2. Wewenang dan
tanggung jawab (Authority and responsibility)
Wewenang dan
tanggung jawab (Authority and responsibility) harus seimbang. Setiap
pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan
wewenang.
Oleh karena itu,
makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula
sebaliknya. Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan
pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban.
3. Disiplin (Discipline)
Disiplin (Discipline)
merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak
berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Pemegang wewenang harus
dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung
jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya.
4. Kesatuan
perintah (Unity of command)
Karyawan harus tahu
kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui dengan wewenang yang
diperolehnya. Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan
prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan
baik.
5. Kesatuan
pengarahan (Unity of direction)
Pelaksanaan
kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari
Pembagian kerja (Division of work), Wewenang dan tanggung jawab (Authority
and responsibility), Disiplin (Discipline), serta Kesatuan perintah (Unity
of command).
Oleh karena itu,
perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk pelaksanakan
pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung
jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan
tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya.
6. Mengutamakan
kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
Prinsip pengabdian
kepentingan pribadi kepada kepentingan orgabisasi dapat terwujud, apabila
setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang
tinggi. Setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada
kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi
sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi.
7. Penggajian
pegawai
Prinsip more
pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah
sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan
menimbulkan hetidak disiplinan dan kemalasan dalam bekerja.
Gaji atau upah
bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan tercapainya tujuan dan
keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dalam prinsip penggajian dipikirkan
cara agar karyawan dapat bekerja dengan tenang, menimbulkan kedisiplinan dan
kegairahan kerja.
8. Pemusatan
(Centralization)
Pemusatan bukan
berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk
menghindari kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang
ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of
authority). Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab
dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang
wewenang tertinggi atau manajer puncak.
9. Hirarki
(tingkatan)
Hirarki diukur
dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan
ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui
kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.
Pembagian kerja
menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area
yang cukup luas akan menimbulkan hirarki.
10. Ketertiban (Order)
Ketertiban dalam
suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun
bawahan mempunyai disiplin yang tinggi.
Oleh karena itu,
ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan. Ketertiban
dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak
ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang.
Keadilan dan
kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan
dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki
wewenang yang paling besar. Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sebagai makhluk
sosial manusia yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila
keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan
menimbulkan goncangan dalam bekerja.
Dalam setiap
kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan
berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin
kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.
Prakarsa (inisiative) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.
Semangat kesatuan
akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan
berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya.
Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan
(esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang
kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa
bencana. Karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib
sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar